Kesetaraan Gender Urusan Perempuan ?
Ada hal yang sangat mengganggu di benak saya, sejauh ini saya melihat bahwa perjuangan kesetaraan gender terlampau banyak diperjuangkan oleh perempuan, padahal persoalan gender dan perempuan adalah dua hal yang sangat berbeda. Hal ini tentu memiliki sebab, saya berasumsi mengapa kemudian laki-laki terlihat acuh ketika dihadapkan pada persoalan kesetaraan, yakni karena posisi laki-laki bukanlah sebagai kaum yang termarjinalisasi, tersubordinasi maupun inferior. Kebanyakan dari laki-laki masih menganggap bahwa persoalan kesetaraan adalah persoalan perempuan bukan persoalan kemanusiaan.
Padahal kalau kita mau menelisik lebih jauh lagi, siapapun kaum yang terpinggirkan haruslah diberikan effort untuk diperjuangkan hak-hak dan kedudukannya, baik di hadapan publik maupun ranah domestik. Tapi sampai sejauh ini masih minim laki-laki yang terlibat aktif dalam persoalan gender dan kesetaraan.
Sebagai awalan saya akan memberikan gambaran apa itu Gender ? Dan bagaimana perjuangan perempuan sejauh ini dalam mencapai Kesetaraan, dan berikutnya saya akan menyampaikan harapan saya kepada manusia baik perempuan maupun laki-laki mengapa kita harus mencapai kesetaraan Gender.
- Gender
- Seks (Jenis Kelamin) adalah pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin yang ditentukan secara biologis yang melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki memiliki penis, jakun, dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi, seperti rahim, dan saluran melahirkan, memiliki sel telur, memiliki vagina, dan alat untuk menyusui. Alat-alat tersebut melekat secara biologis pada laki-laki maupun perempuan. Hal ini yang disebut KODRAT.
- Gender adalah sifat yang melekat pada perempuan maupun laki-laki, yang di konstruksi secara sosial maupun kultural. Misalnya, perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, ataupun keibuan, dll. Sedangkan laki-laki dianggap: kuat, rasional, jantan, perkasa, dll. Ciri atau sifat tersebut tidaklah melekat dan dapat dipertukarkan. Artiannya ada laki-laki yang emosional, lemah lembut, dan adapula perempuan yang kuat, rasional, perkasa dll. Perubahan ciri dan sifat itu dapat terjadi dari waktu ke waktu dan dari satu tempat ke tempat yang lain. Semua hal yang dapat dipertukarkan antara sifat yang bisa dirubah dan berpindah, itulah yang dikenal dengan Konsep Gender.
2. Effort Perempuan dalam menggapai Kesetaraan
- Barat: di dunia belahan barat upaya perempuan meraih kesetaraan dimulai sejak revolusi Prancis 1789 (red_ sebelumnya juga ada namun ini merupakan ledakan besar perjuangan) banyak tuntutan yang mereka perjuangkan salah satunya: menuntut perempuan agar dapat bercerai dengan suaminya, di Amerika para perempuan (dipelopori Ellen Craft) meminta diberlakukannya hak- hak politik bagi perempuan dan memperjuangkan nasib para budak (yang saat itu didominasi perempuan). Hingga terbentuknya konferensi persamaan hak dan kesempatan bekerja (1960) dan akhirnya terbentuklah sebuah organisasi yang diberi nama NOW (National Organization of Women) yang mereka lakukan ialah berdemonstrasi secara besar-besaran untuk mengecam tindakan diskriminasi yang mereka alami di tempat kerja. Dan masih banyak lagi sampai hari ini.
- Timur: dibelahan Timur, dalam buku. "Bebas dari Patriakhisme Islam": Syafiq Hasyim, menjelaskan bahwa gerakan perempuan muncul di masa awal Islam. Pada masa Rasulullah SAW, kalangan perempuan bisa dan boleh melakukan aktivitas sebagaimana yang dilakukan laki-laki, boleh dikatakan masa Nabi Muhammad merupakan masa kehidupan ideal bagi perempuan (karena mendapat perlindungan Sang Rasul) lalu pada masa Umar Bin Khatab perlakuan pembebasan perempuan mengalami penurunan, beliau banyak mengeluarkan kebijakan yang sedikit-banyak meminggirkan peran perempuan dari arena publik. Hingga munculnya gerakan yang disebut "Tahrirul Mar'ah" yang berarti pembebasan perempuan, tokohnya ialah Rif'ah, Qasim Amin, dll. Dan masih banyak lagi kisah perjuangan di kalangan timur dalam hal ini Islam.
- Indonesia, di Indonesia sendiri sangat banyak perjuangan yang dilakukan perempuan dalam memperoleh hak-haknya yang paling biasa kita temui sejak sekolah dasar ialan Emansipasi yang dilakukan oleh Kartini, lalu jika kita telisik sebelumnya ada para pahlawan perempuan yang turut meminta hak dalam terlibat perang seperti Laksmana Malahayati, Cut Nyak Dien, dll. Lalu pada era kontemporer ini juga sempat muncul gerakan anti poligami, Gerakan Mainstreaming dan sampai Gerakan Pencegahan pernikahan dini, juga pada hari ini perempuan Indonesia sedang masif-masifnya menyuarakan agar dibahas dan disahkannya RUU-PKS.